Home » » Akuntansi : Biaya Transportasi (FOB Shipping Point or Destination)

Akuntansi : Biaya Transportasi (FOB Shipping Point or Destination)

Biaya Transportasi

Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan hak kepemilikan atas barang dagangan tersebut beralih dari penjual ke pembeli karena hal ini akan menentukan siapa (penjual atau pembeli) yang harus menanggung biaya transportasi.

Ada dua jenis syarat pengangkutan barang dagangan yaitu :

a. Biaya transportasi ditanggung oleh pembeli (FOB Shipping Point).
Pembeli akan membayar biaya transportasi dari tempat pengiriman (penjual). Hak milik barang dagangan akan berpindah ke pembeli saat penjual menyerahkan barang tersebut.

Contoh : CV Sinten Remen membeli barang dagangan dari PT Remen Sinten dengan cara kredit sebesar Rp 100.000, syarat penyerahan FOB shipping point dan membayar biaya transportasi sebesar Rp 10.000.

Jurnal yang dibuat oleh CV Sinten Remen :

PERIODIK
PERPETUAL

D
K

D
K
Pembelian
100.000
-
Persediaan Barang Dagangan
100.000
-
10.000
-
Utang Dagang
-
100.000
Utang Dagang
-
110.000
Persediaan Barang Dagangan
10.000
-



Kas
-
10.000

b. Biaya transportasi ditanggung oleh penjual (FOB Destination).
Penjual akan membayar biaya transportasi sampai ke tempat pembelli. Jadi, pembeli tidak membayar biaya transportasi untuk mendapatkan barang tersebut.

Hak milik barang dagangan akan berpindah ke pembeli setelah pada saat pembeli menerima barang tersebut.

Contoh : Cv Sinten Remen menjual barang dagangan secara kredit kepada Toko Sinten Niku sebesar Rp 100.000 dengan harga pokok penjualan Rp 75.000, dengan syarat FOB destination. Biaya transportasi yang akan menjadi beban CV Sinten Remen adalah Rp 10.000. 

Jurnal yang dibuat oleh CV Sinten Remen :

PERIODIK
PERPETUAL

D
K

D
K
Piutang Dagang
100.000
-
Piutang Dagang
100.000
-
Penjualan

100.000
Penjualan
-
100.000
Biaya Transportasi
10.000
-
Harga Pokok Penjualan
75.000
-
Kas
-
10.000
Persediaan Barang Dagangan
-
75.000



Biaya Transportasi
10.000
-



Kas
-
10.000

Jika diringkas, pencatatan transaksi dalam jurnal dengan sistem periodik dan perpetual dapat dilihat pada contoh tabel di bawah ini : 



24 comments:

  1. wah harus banyak belajar lagi nih
    kebetulan ane juga jurusan akuntansi
    salam kenal dari blog maftuhi jore

    ReplyDelete
  2. akuntansi emang ribet.. tapi kalo di dunia ini kagak ada ginian gimana cara ngatur keuangan perusahaan.. hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas,, akuntansi memang agak ribet, tapi kalau belajar pasti bisa mas...
      benar juga gimana jadinya jika gak ada ginian.. hehe

      Delete
  3. Contoh yang diatas itu nyata atau hanya buatan ajaa ya ka?

    ReplyDelete
  4. Min mau tanya, bagaimana jurnlanya jika biaya kirim penjualan dibuatkan tagihan/ faktur kepada pelanggan?
    yang dimana sebelumnya biaya kirim sudah dicatat oleh bagian Pety cash dengan jurnal :
    Biaya kirim xxx (D)
    Kas xxx (K)

    apakah jurnalnya (D) A/R xxx
    (K) Biaya kirim xxx
    Apakah benar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Maaf gan, coba jelasin lagi pertanyaannya, siapa tau sy bisa jawab

      Delete
  5. wahh thanks ya gan,saya jadi lebih paham(padahal mah dijurusan akuntansi) saya gak paham soalnya wkwkwk

    ReplyDelete
  6. Iya plgi aku nih masih puyengsss.

    ReplyDelete
  7. Kalian enk memang jurusannya.... Aku ank IT harus belajar ginian.....,😅😅😅😅

    ReplyDelete